Biopestisida adalah pestisida yang
mengandung mikroorganisme seperti bakteri patogen, virus dan jamur. Pestisida
biologi yang saat ini banyak dipakai adalah jenis insektisida biologi
(mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi
(mikroorganisme pengendali jamur). Jenis-jenis lain seperti bakterisida,
nematisida dan herbisida biologi telah banyak diteliti, tetapi belum banyak
dipakai.
Beberapa bakteri sekarang telah
dikembangkan menjadi biopestisida. Secara ekologi, penggunaan biopestisida ini
sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida. Hal ini
dikarenakan adanya efek residu pestisida terhadap lingkungan termasuk manusia.
Bakteri-bakteri tertentu dapat menghasilkan endotoksin yang dapat meracuni serangga
hama tanaman tertentu. Sebagai contoh, di Amerika telah dikembangkan bakteri
yang potensial menjadi biopestisida pada skala komersial, antara lain adalah
Bacillus popilliae dengan merk dagang Doom or Japidemik, Bacillus thuringiensis
dengan merk dagang Dipel, Thuricide, dan Agritol. Di Canada, pada tahun 1980
penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai biopestisida mencapai 4%, dan
meningkat menjadi 63 % pada tahun 1990. Endotoksin yang dihasilkan oleh
Bacillus thuringiensis aktif mematikan sebagian besar serangga yang termasuk
dalam kelas Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera.
Pemanfaatan Bakteri Bacillus thuringiensis sebagai
biopeptisida
Klasifikasi ilmiah Bacillus
thuringiensis
Kerajaan : Eubacteria
Filum
: FirmicutesKelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus thuringiensis
B. thuringiensis adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang bersifat
membunuh serangga (insektisidal) sewaktu mengalami proses sporulasinya.
Kristal protein yang bersifat insektisidal ini sering disebut dengan σ-
endotoksin. Kristal ini sebenarnya hanya merupakan protoksin yang jika larut
dalam usus serangga akan berubah menjadi poli-peptida yang lebih pendek
(27- 149 kd) serta mempunyai sifat insektisi-dal. Pada umumnya kristal Bt di
alam bersifat protoksin, karena ada-nya aktivitas proteolisis dalam sistem
pencernaan serangga dapat mengubah Bt-protoksin menjadi polipeptida yang lebih
pendek dan bersifat toksin. Toksin yang telah aktif berinteraksi dengan sel-sel
epithelium di midgut serangga. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa toksin Bt
ini menyebabkan terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane
di saluran pencernaan dan mengganggu keseimbangan osmotik dari sel –sel
tersebut. Karena keseimbangan osmotik terganggu, sel menjadi bengkak dan pecah
dan menyebabkan matinya serangga.
Pemanfaatan Bacillus thuringiensis dalam
Pertanian:
- Bacillus thuringiensis varietas tenebrionis menyerang kumbang kentang colorado dan larva kumbang daun.
- Bacillus thuringiensis varietas kurstaki menyerang berbagai jenis ulat tanaman pertanian.n
- Bacillus thuringiensis varietas israelensis menyerang nyamuk dan lalat hitam.
- Bacillus thuringiensis varietas aizawai menyerang larva ngengat dan berbagai ulat, terutama ulat ngengat diamondback.
No comments:
Post a Comment