Thursday 21 November 2013

CARA DIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN PADI

Usaha meningkatkan produksi pertanian dan khususnya produksi pangan, seringkali menghadapi   faktor-faktor penghambat.  Salah satu diantaranya adalah adanya penyakit tanaman.  Penyakit tanaman merupakan respon secara terus menerus sel atau jaringan tanaman terhadap gangguan mikroorganisme patogenis atau faktor lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam bentuk, fungsi atau integritas tanaman atau menyebabkan gangguan  sementara atau matinya tanaman atau bagian tanaman (Agrios. 1997).
Menurut Wibowo, BS (1997) terjadinya penyakit pada tanaman sebenarnya adalah hasil interaksi positif 3 faktor yaitu tanaman inang, lingkungan dan patogen, yang dikenal dengan nama segitiga penyakit.  Penyakit tanaman dibagi menjadi 2, yaitu penyakit patogenesis atau dikenal juga dengan penyakit tanaman yang bersifat menular dan penyakit fisiologis atau penyakit tanaman yang tidak menular.  Patogen penyebab penyakit patogenesis merupakan mikroorganisme yang digolongkan ke dalam cendawan, bakteri dan virus.  Sedangkan penyakit fisiologis  disebabkan oleh kekurangan unsur hara atau keracunan oleh genangan air, logam berat dan garam (NaCl).
Bagaimana cara mendiagnosis penyakit-penyakit tanaman padi tersebut?   Kegiatan diagnosis baik di tingkat lapang maupun di laboratorium  sangat diperlukan.  Diagnosis yang cepat dan tepat dari penyakit yang menyerang tanaman padi sangat penting, sebelum suatu tindakan pengendalian dilakukan atau suatu anjuran pencegahan diberikan.
Diagnosa di lapang
Diagnosa di lapang bertujuan untuk mengenali dengan cepat penyakit tanaman yang ada.  Untuk membedakan kerusakan akibat infeksi     penyakit tanaman di lapang para petani/petugas diharapkan mampu mengenali tanda dan gejala     penyakit.  Tanda-tanda penyakit adalah bagian   organ patogen yang terdapat pada tanaman yang sakit, misalnya adanya benang-benang halus (miselia), eksudat bakteri yang ditemukan pada  permukaan tanaman yang terinfeksi.
Gejala penyakit adalah reaksi tanaman terhadap infeksi patogen, reaksi tersebut biasanya bentuknya spesifik yang dapat membedakan gejala penyakit satu dengan yang lain.  Bagian tanaman yang terinfeksi oleh patogen mulai dari perakaran, batang, pelepah, ranting, daun, bunga, buah bahkan pasca panen.  Keterampilan khusus untuk mengenali gejala penyakit di lapang sangat diperlukan agar supaya diagnosa penyakit tepat dan akurat.  Dengan demikian, rekomendasi untuk pengambilan tindakan pengendalian tidak akan salah sasaran.
Metoda diagnosa di lapang membutuhkan perlengkapan lapangan, perlengkapan yang minimum adalah : Loupe perbesaran 10 x yang berkualitas baik, pisau saku, amplop, kertas untuk menyusun spesimen.  Kamera digital untuk mengambil foto close up.  Apabila survey di sawah untuk mendapat spesimen penyakit pada tanaman padi, perlu dicatat : 1) lokasi, 2) tanggal pengamatan, 3) varietas yang ditanam, dan 4) Prakiraan  penyakit.  Langkah-langkah yang perlu dilakukan di lapang adalah:
1.  Tempat dimana persawahan berada apabila memungkinkan catat lokasi geografisnya (longitude dan latitude) dan nama tempat (kab, kec, desa, hamparan). kalau ada orang yang menyerahkan perlu pula dicatat alamat dan nama orang yang bersangkutan.
2. Identifikasi tanaman inang, khususnya untuk tanaman padi di persawahan dapat dilakukan identifikasi varietas  padi  yang ditanam.  Hal ini penting karena ada varietas yang tahan dan adapula yang rentan terhadap serangan.
3. Gejala-gejala di lapang bila perlu dicatat atau mungkin dari catatan orang yang menyerahkan spesimen tersebut.
4.  Kondisi kultur teknis, hal-hal  yang menyangkut kultur teknis seringkali merupakan faktor utama, khususnya dalam kasus gangguan non parasit.
5. Pengamatan gejala-gejala dari dekat seharusnya sudah dapat menunjukkan tipe umum penyakit.  Misalnya bercak-bercak daun, bercak-bercak pada batang, busuk akar dan lain-lain.
6. Diagnosa dengan menggunakan Pedoman Identifikasi yang bergambar dengan mencocokan buku pedoman tersebut segera dapat didiagnosa penyakit padi yang ada di lapang, hal ini perlu pengalaman dan kecermatan.
Diagnosa di laboratorium
Kadang-kadang gejala penyakit padi di  lapang sangat kompleks, sehingga sulit untuk didiagnosa dan ditentukan penyakitnya di lapang.  Untuk itu perlu dilakukan diagnosa di laboratorium.  Diagnosa di laboratorium memerlukan peralatan dan keahlian sendiri.  Untuk mengetahui penyebab penyakit di laboratorium dapat dilakukan dengan mengamati morfologi penyebab penyakit tersebut dengan bantuan peralatan (khususnya mikroskup).
Diagnosa dapat dilakukan dengan pengamatan patogen (penyebab penyakit).  Beberapa patogen penyebab penyakit yang telah dikenal antara lain adalah jamur, bakteri, virus, nematode dan lain-lain.
Penyakit oleh jamur dapat didiagnosa     dengan mengamati bentuk sporanya, penyakit oleh bakteri dapat didiagnosa dengan adanya eksudat yang terdapat pada jaringan tanaman.
Gejala-gejala tanaman terserang penyakit yang   mudah diamati di lapangan antara lain adalah sebagai berikut :
Akibat adanya infeksi sistemik
Infeksi sistemik merupakan penyebaran patogen yang melalui tubuh tanaman.  Beberapa gejala yang ditujukkan adalah : 1) kelayuan, merupakan tanaman yang kehilangan ketegaran sehingga bagian-bagian tanaman terkulai, 2) damping off, kematian awal yang umum terjadi pada tanaman yang berumur muda, gejalanya mudah dilihat yaitu tanaman muda, batangnya lunak dan berjamur, warna berubah coklat, menyusut yang akhirnya mati, 3) kerdil, pertumbuhan tanaman yang terhambat yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normalnya.    Gejala yang ditunjukkan tanaman lebih pendek  dengan jumlah anakan yang kurang, 4) perubahan warna, berubahnya warna tanaman terutama bagian daun dan batang.
Gejala bercak-bercak daun
Bercak daun yang terbentuk adalah akibat adanya bagian sel daun yang mati, disebabkan oleh adanya patogen atau faktor non parasit pada bagian     tersebut.  Cendawan dan bakteri merupakan patogen yang sering menimbulkan gejala-gejala tersebut.  Di bawah ini ditunjukkan ilustrasi gambar penyakit berupa bercak-bercak daun yang khas.

No comments: